Sedetik Sebelum Fajar Tiba.


Apakah kau bermimpi..tengah membacakan puisi bersama sebarisan bidadari? Ini masih lah pagi. Petani-petani baru mulai berlari menjenguk padi dan menyemai rinduya pada bumi. Apakah kau bermimpi Tengah mengaji dalam surau kecil dipinggir telaga yang sunyi? kau ingatkan aku pada sajadah dan kopiah putih hadiah dari Makkah. itu kado lima belas tahun yang lalu. Dikala itu kita masih tersenyum dan berteriak pada satu kata yang kita yakini..yang kita sepakati dengan hati, ketulusan tanpa janji..sebuah mimpi.

Masa yang indah bukan? Masa dimana kita bebas memilih..bebas berlari, tanpa ragu bahkan tanpa baju.

Apakah kau masih suka merenung berdiam diri kala senja menjelang maghrib tiba? Hmm..kau diamkan hatimu hingga secangkir kopi didepanmu mati menunggu tak kau cumbu. Ayolah cicipi saja..nikmati rasa pekat yang menghantam lidahmu. Biarkan Pahitnya menghentakkan kesadaranmu. iya..kopi itu memang pahit..sepahit hidup dikala kau jatuh terjerambab dalam lumpur ditengah hujan deras seoarang diri. Mendekatlah..Sejenak kita renungkan masa lima belas tahun yang silam. Kala dimana kita masih sangatlah muda. Kau masih ingat soal perebutan wanita pertama yang sama-sama kita puja?Ang san Mei..gadis cantik bermata sipit. kala itu adalah hari pertama kita masuk sekolah. Kau kenakan seragam barumu berwarna putih dan biru. Dibeli di pasar baru seharga dua puluh lima ribu dikala itu. Ang San Mei. Kini dia entah dimana, luput dari segala berita. hilang ditelan kedewasaan kita. tertinggal oleh jauhnya kaki melangkah. Sepertimu..juga seperti mimpi-mimpimu..HILANG.

Hari itu adalah awal dari semua langkah. Awal dari sebuah dunia yang kita lukisakan dengan coretan-coretan pada dinding sekolah..lalu lukisan itu kita beri judul "cita-cita". Senyuman dan keriangan itu membuat kita berani dengan segala ekspresi. Tak pernah takut untuk bermimpi. Kala itu kau berteriak padaku di depan Ang san Mei .. Ahh, hebatnya "Aku ingin jadi Pilot. terbang dengan peswatku. pergi melihat tempat-tempat yang jauh" Adakah kau masih ingat itu? betapa dirimu memimpikannya..bahkan hampir-hampir semua isi buku gambarmu hanyalah pesawat yang awalnya kukira gambar seekor anak ayam. kau memang tak berbakat jadi pelukis..Bu guru seni rupa juga bilang begitu. Dan lihatlah..sekarang kita berdiri dimasa dimana kita sudah dewasa. masa yang penuh dengan beban dan ketakutan-katakutan tak jelas yang dulu tidak pernah terlintas. Sedetik telah berlalu..dan akhir nya kau pun berakhir dengan seragam itu. bukan sergam seoarang pilot..tapi seragam yang lain, seragam yang terlihat membuatmu begitu tersiksa. teriakan yang dulu seakan hilang bersama hilangnya keberaniannmu. tak mengapa..paling tidak kau sudah menggambar pesawatnya dalam semua buku gambarmu yang berjumlah sepuluh lembar itu.

Sudahlah..semua itu hanya akan membuatmu lelah, sebaiknya kita bermimpi saja. kita impikan masa dimana kita berlarian telanjang kaki berkejaran kesana kemari..sebebas hidup dan seriang kehidupan ini. Secantik bunga melati. Dan seindah senyuman Ang san Mei dihari pertama kita masuk sekolah. Hei, tersenyumlah..kita pernah menang dalam kehidupan ini. kalah itu biasa..tapi bangkit dari kekalahan itu lah yang luar biasa. Kamu kah itu?

Lagi-lagi kau tak berani. Jangan kau diamkan kopi dicangkir itu. Teguk saja. Nikmati pahitnya. untuk yang kesekian kali kau hanya menatapnya. kau biarkan ia mati rasa tak berani mencicipinya. Rasakan..! Rasakan betapa kita harus berteriak. Bila perlu berontak. Berteriak untuk sesuatu yang kita yakini, yang akaN jadi sesal bila kau tetap tak berani. Yang akan jadi belati dalam hidupmu..menikam tajam dalam sesalmu yang panjang. Ingatlah..Sebab kau pernah berjanji, berjanji dalam hati. Apakah sudah kau tepati?

Ahh sudah lah. baiknya kita sudahi saja perbincangan kita malam ini. Sebentar lagi fajar tiba bersama pagi..bersama hari, bersama waktu dan kehidupan yang akan terus berganti. Mungkin besok kita akan bermimpi lagi. Mungkin masih ada waktu. Sedetik.. Sebelum fajar tiba. Sebelum tidur. Lalu Mati.

Ada 1000 kemungkinan
Ada 1000 hari di depan
Ada 1000 kesempatan
Ada 1000 Tantangan
Ada 1000 Lawan menghadang
Ada 1000 Peluang Tuk Menang
Tapi kawan..hanya ada satu kehidupan
SEKALI MATI SUDAH IA TAK BERARTI.


Tersenyumlah pada hujan..sebab dia akan mengingatkanmu pada mimpi-mimpimu yang hilang.
(Satu lagi dari Hati. By: didi Ab)

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer