Senja di Pelebuhan Sloppeng

#kudekap rindu.. hatiku bertalu mengharu biru


Beri aku cinta, kau beri aku rasa. kelembutan hatimu kuatkan langkah-langkahku. Langkah panjang yang tak pernah engkau kira. Ibuku..aku rindu pada surau kecil tempat kali pertama kau bawa aku sholat berjamaah. aku masih ingat betul remangnya malam selepas engkau berpuasa. aku melangkah dalam genggaman tangan lembutmu. kau tuntun aku pada tempat yang rupanya hingga kini membuat hatiku rindu. Rinduku pada adzan subuh dalam kabut tipis yang sunyi..pada teman-temanku dikala jumat ceria tiba dengan sarung kotak-kotak dan peci hitam dikepala. Dan kini, kenangan itu menggema dilangit jingga pada senja menjelang adzan maghrib tiba. Dan tepat disaat itu kau selalu ingatkan aku bersegera ke mesjid untuk bersujud dengan mereka..mereka engku dan datuk yang sering membacakan cerita harun dan musa. Oh bunda.. kini aku jauh di sisi utara, pada tepi laut, bukan ditengah lembah diantara sawah dan ladang yang menguning menjelang panen tiba.

kini kudekap rindu itu. kudekap dibelahan nan jauh darimu, surau kecil di kota kecil. kuberdiri menanti sinar terahir sebelum semua menjelma menjadi kelabu. Pada jingga, pada biru, pada damai ombak berlalu. dengan sentuhan rasa semua bisa terasa nyata. kutengadahkan tanganku dalam hembusan angin membelai deburan ombak.. kini aku ada dalam damaimu, surau kecil di kota kecil, pada lembah diantara sawah yang menguning.

waktu tak penah membawaku kembali kemasa-masa itu. dimana tawa dan canda dihamburkan dalam surau kecil yang berujung pada teguran. begitulah cara sang waktu menawarkan hadiah terindah sebuah rindu. kenang kenanglah.. dengan begitu kita akan lebih memahami dan bijak dalam hidup. bukankah Pengalaman adalah harta yang membuat hidup lebih kaya, menempa hati lebih bijaksana, menjadikan kita lebih dewasa. Namun waktu tetap tak pernah membawaku kembali pada masa-masa itu.

Tapi kini aku ada disana..

cukuplah rindu, cukuplah senyum menghiasi bila kuteringat akanmu. cukup lah. Ah, akhirnya sinar terahir itu pun  berlalu. Dan langit perlahan buram mengantikan waktu. berganti pada putaran bumi yang baru. Semua pun kini melangkah pada kenangan baru, kenangan dikala senja di surau kecil dekat muara, utara jauh Pulau Madura. cukuplah..karna kini aku menunggu kenangan yang baru. Kenangan yang akan mengingtkanku tentang Louvre dan indah Eiffel bila malam telah tiba.

Senja di pelabuhan kecil
ada ombak yang mulai menggiring perahu nelayan menepi
ada awan yang hendak beranjak bersama angin kebelahan terik bumi yang lain
disana ada pelabuhan kecil
dibatas kota, tak begitu jauh di muara
senjanya indah, awannya merah jingga
ada aku,
ada bocah kecil dengan sarung kotak-kotak yang kubawa dari kota

senja di pelabuhan kecil
ada surau, surau kecil yang tak jauh dari himpitan perahu
ada langit yang mulai merah berhias bulan yang samar
ada aku,
ada bocah kecil yang mengumandangkan adzan memanggil-manggil meraka dilautan
dimuara, bersujud dalam doa dan pengharapan

Sawah ladang ditengah samudera.. dan samudera ditengah sawah ladang, saya rasa itu sama. Apalah arti 'dulu' ataupun 'sekarang' jikalau lah keduanya adalah 'aku'. Dan apalah arti nya 'di sana' (di ladang) ataupun 'disini' (tengah samudra) bila keduanya adalah 'aku'.

dan pun kini.. kutengadahkan tanganku, memeluk doa dalam damaimu
disurau kecil ditengah lembah diantara sawah dan ladang yeng menguning
mendekap rindu dalam doa
dalam hamparan lautan biru
laut Arafuru                    

Tapi kini aku ada disana..                   

                                                               kenangan pada pantai Sloppeng, utara jauh pulau Madura.                                                                                                                                   

                                                              satu lagi dari hati. By:didi AB















Komentar

Postingan Populer